Cara membuat trafo toroid 20A
Cara membuat Trafo Toroidal mulai dari merancang dan menggulung atau melilit sendiri Trafo Toroida yang juga dikenal orang sebagai Trafo Donat.
Adapun tahapan yang telah saya kerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan inti besi atau yang disebut KERN.
Sesuai namanya Trafo Toroidal , bentuk inti besi / kernnya berupa susunan plat besi tipis yang disusun secara melingkar menyerupai Donat (memiliki lobang di tengahnya).
Perlu dipahami syarat inti besi haruslah besi murni tanpa kandungan baja. Agar tidak menimbulkan induksi magnet permanen saat terinduksi oleh medan listrik. Sehingga induksi fluktuatif dari medan listrik AC (alternating current) dapat ditransformasi dengan baik. Untuk itu dalam membuat inti besi saya pilih lembaran plat tipis yang saya bakar sampai memerah beberapa lama, lalu dibiarkan mendingin secara alami tanpa disiram air atau bahan pendingin lain. Pembakaran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kadar baja yang terkandung didalamnya. Pada praktek ini menyesuaikan bahwa trafo bekerja pada frekwensi 50 s/d 60Hz, maka saya tentukan diameter lobang trafo = 150mm dan diameter luar lingkaran inti besi 200mm. Sehingga jika dihitung luas penampang lingkaran menjadi 550mm.
Dengan perhitungan sbb :
(Luas lingkar luar) - (luas lingkar dalam) = (3.14 x 20² ) - (3.14 x 15² ) = 1256 - 706,5 = 549,5 dibulatkan 550mm Sedangkan tinggi inti besi = 75mm atau 7.5cm.
2. Menghitung lilitan per volt.
Dari eksperimen sendiri selama bertahun tahun dapat saya simpulkan untuk menentukan lilitan per volt (l/v) mendekati rumus : l/v = F/2((ro-ri) t) Dimana : l/v = lilitan /volt F= frekwensi jaringan listrik, ro = jari-jari lingkar luar, ri = jari-jari lingkar dalam, r =jari-jari t = tinggi inti besi.
jika dihitung lilitan per volt= l/v = 50hz / 2 x((10 - 7,5) 7,5) l/v = 50 / 2 x ( 2,5 7,5 ) l/v = 50 / 2 x 10 l/v = 50 / 20 i/v = 2.5 Sehingga untuk voltase sampai 240 ,, lilitan yang diperlukan = 240 x 2,5 = 600 lilitan.
Sedangkan untuk lilitan sekunder dengan rencana 45 volt CT, dapat dihitung 45 x 2.5 x 2 = 225 lilitan.
Dengan inisiatif sendiri sengaja saya tambah 5% dari jumlah semula menjadi 236 lilitan di tab pada lilitan ke 118 sebagai terminal CT.
3. Menentukan diameter kawat. Pada pembuatan Trafo Toroidal ini saya menghitung dan beraksperimen sendiri agar dalam proses pengerjaan mudah dan hasilnya tak terlalu norak. Sehingga Trafo Donat ini nampak rapi seperti produk pabrikan. Untuk itu saya menentukan diameter kawat lilitan primer berdasar panjang lintasan yang akan dililit. Yakni sepanjang keliling inti desi setelah dibalut dengan kertas isolator agar pas untuk 600 lilitan. Maka dari panjang keliling lintasan 3,14 x diameter 20,5 =6437mm. Lalu saya putuskan menggunakan kawat ukuran 1,2 SWG. Sehingga pada hitungan 600 lilitan , bagian luar inti besi terisi semua dengan kerapatan cukup. Sedangkan untuk kawat lilitan sekunder menghitung lagi diameter trafo setelah terisi lilitan primer. Ketemu hitungan 6594 / 236 (jumlah lilitan sekunder) =27,9. lalu saya tentukan pilihan pada ukuran diameter kawat 2,8 mm dengan pertimbangan ada sisa spasi untuk lilitan ekstra 12 volt.
4. Menggulung kawat atau melilitkan kawat tembaga pada kern atau inti besi. Pada tahap ini yang pertama saya kerjakan adalah menggulung kawat tembaga pada sebilah bambu sepanjang 50cm. Tujuannya adalah agar mempermudah memasukkan dan mengeluarkan kawat melewati lingkaran inti besi saat proses melilit. Berikutnya tinggal melilitkan kawat tembaga pada lingkaran inti besi yang telah terbalut kertas isolator. Tentunya dengan memakai azas jari tangan kanan. Yaitu sebagaimana tangan kanan memegang inti besi, arah ujung ke 4 jari adalah arah melingkarnya kawat, dan ibu jari menunjukkan letak lilitan selanjutnya.
5. Merekatkan lilitan yang sudah selesai dengan sherlak. Tujuannya agar lilitan kawat statis, tidak mudah berubah letaknya. Dilanjutkan dengan membalut semua lilitan dengan kain pita. Jadilah sudah trafo toroidal 20 amper. Bahkan pada tegangan 220 volt, tegangan output stabil diangka 45 volt kanan dan kiri (CT). Ternyata saat uji daya, dengan memasang seri amper meter, pada ujung out put 45 volt mampu melelehkan kawat las diameter 1,8mm melebur sempurna, bahkan jarum amper meter menunjuk di kisasran angka 26 Ampere.
Adapun tahapan yang telah saya kerjakan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan inti besi atau yang disebut KERN.
Sesuai namanya Trafo Toroidal , bentuk inti besi / kernnya berupa susunan plat besi tipis yang disusun secara melingkar menyerupai Donat (memiliki lobang di tengahnya).
Perlu dipahami syarat inti besi haruslah besi murni tanpa kandungan baja. Agar tidak menimbulkan induksi magnet permanen saat terinduksi oleh medan listrik. Sehingga induksi fluktuatif dari medan listrik AC (alternating current) dapat ditransformasi dengan baik. Untuk itu dalam membuat inti besi saya pilih lembaran plat tipis yang saya bakar sampai memerah beberapa lama, lalu dibiarkan mendingin secara alami tanpa disiram air atau bahan pendingin lain. Pembakaran ini dimaksudkan untuk menghilangkan kadar baja yang terkandung didalamnya. Pada praktek ini menyesuaikan bahwa trafo bekerja pada frekwensi 50 s/d 60Hz, maka saya tentukan diameter lobang trafo = 150mm dan diameter luar lingkaran inti besi 200mm. Sehingga jika dihitung luas penampang lingkaran menjadi 550mm.
Dengan perhitungan sbb :
(Luas lingkar luar) - (luas lingkar dalam) = (3.14 x 20² ) - (3.14 x 15² ) = 1256 - 706,5 = 549,5 dibulatkan 550mm Sedangkan tinggi inti besi = 75mm atau 7.5cm.
2. Menghitung lilitan per volt.
Dari eksperimen sendiri selama bertahun tahun dapat saya simpulkan untuk menentukan lilitan per volt (l/v) mendekati rumus : l/v = F/2((ro-ri) t) Dimana : l/v = lilitan /volt F= frekwensi jaringan listrik, ro = jari-jari lingkar luar, ri = jari-jari lingkar dalam, r =jari-jari t = tinggi inti besi.
jika dihitung lilitan per volt= l/v = 50hz / 2 x((10 - 7,5) 7,5) l/v = 50 / 2 x ( 2,5 7,5 ) l/v = 50 / 2 x 10 l/v = 50 / 20 i/v = 2.5 Sehingga untuk voltase sampai 240 ,, lilitan yang diperlukan = 240 x 2,5 = 600 lilitan.
Sedangkan untuk lilitan sekunder dengan rencana 45 volt CT, dapat dihitung 45 x 2.5 x 2 = 225 lilitan.
Dengan inisiatif sendiri sengaja saya tambah 5% dari jumlah semula menjadi 236 lilitan di tab pada lilitan ke 118 sebagai terminal CT.
3. Menentukan diameter kawat. Pada pembuatan Trafo Toroidal ini saya menghitung dan beraksperimen sendiri agar dalam proses pengerjaan mudah dan hasilnya tak terlalu norak. Sehingga Trafo Donat ini nampak rapi seperti produk pabrikan. Untuk itu saya menentukan diameter kawat lilitan primer berdasar panjang lintasan yang akan dililit. Yakni sepanjang keliling inti desi setelah dibalut dengan kertas isolator agar pas untuk 600 lilitan. Maka dari panjang keliling lintasan 3,14 x diameter 20,5 =6437mm. Lalu saya putuskan menggunakan kawat ukuran 1,2 SWG. Sehingga pada hitungan 600 lilitan , bagian luar inti besi terisi semua dengan kerapatan cukup. Sedangkan untuk kawat lilitan sekunder menghitung lagi diameter trafo setelah terisi lilitan primer. Ketemu hitungan 6594 / 236 (jumlah lilitan sekunder) =27,9. lalu saya tentukan pilihan pada ukuran diameter kawat 2,8 mm dengan pertimbangan ada sisa spasi untuk lilitan ekstra 12 volt.
4. Menggulung kawat atau melilitkan kawat tembaga pada kern atau inti besi. Pada tahap ini yang pertama saya kerjakan adalah menggulung kawat tembaga pada sebilah bambu sepanjang 50cm. Tujuannya adalah agar mempermudah memasukkan dan mengeluarkan kawat melewati lingkaran inti besi saat proses melilit. Berikutnya tinggal melilitkan kawat tembaga pada lingkaran inti besi yang telah terbalut kertas isolator. Tentunya dengan memakai azas jari tangan kanan. Yaitu sebagaimana tangan kanan memegang inti besi, arah ujung ke 4 jari adalah arah melingkarnya kawat, dan ibu jari menunjukkan letak lilitan selanjutnya.
5. Merekatkan lilitan yang sudah selesai dengan sherlak. Tujuannya agar lilitan kawat statis, tidak mudah berubah letaknya. Dilanjutkan dengan membalut semua lilitan dengan kain pita. Jadilah sudah trafo toroidal 20 amper. Bahkan pada tegangan 220 volt, tegangan output stabil diangka 45 volt kanan dan kiri (CT). Ternyata saat uji daya, dengan memasang seri amper meter, pada ujung out put 45 volt mampu melelehkan kawat las diameter 1,8mm melebur sempurna, bahkan jarum amper meter menunjuk di kisasran angka 26 Ampere.
infonya sangat bermanfaat bagi ane
BalasHapusPinset bengkok
Mm sama cm beda om.. saya jadi bingung tadi.. mm itu mili meter cm itu centi meter. 1cm ada 10mm. 75mm kok sama ma 7,5cm saya jadi bingung.
BalasHapusBerapa kilo mas berat keren nya untuk ukuran 20 @mpere
BalasHapusSaya masih bingung
BalasHapusBerapa ons kawat primernya
BalasHapus