Pembagian frequansi

Pembagian frekuensi untuk Pengatur Nada/Equalizer:

1Hz - 30 Hz =
Infra Bass (Hampir tak terdengar, hanya hewan khusus seperti kelelawar / anjing yg bisa mendengarkannya, paus di lautan, radar/sonar kapal selam, dll)

30 Hz - 100 Hz = 
Sub Bass (Subwoofer, hampir setara detak denyut jantung, hembusan nafas/angin, gitar bass, suara pria yg terdengar berat atau nge-Bass, dentuman Bom atau bahan peledek, getaran tanah saat gempa, dengung trafo, lampu neon, dll)

100Hz - 300Hz =
Bass (piano, cello, bass, trombone, tuba, suara vokal pria atau wanita yg ngebass, petasan/mercon, alat musik khusus seperti drum dan sejenisnya, ledakan bom/bahan peledak, dl)

300Hz - 1Khz =
Middle (Vokal Pria & Wanita serta anak-anak, peluit, sirine, alarm, alat musik, dll)

1Khz - 3Khz =
Vokal (Vokal Pria & Wanita serta anak-anak, peluit, sirine, alarm, alat musik, lonceng, dll)3Khz - 10 Khz = Treble (Alat musik guitar, violin (biola), saxophone, trumpet, flute, cymbal drum, kaca pecah, angin semilir, noise, dll)

Tambahan
Range frekwensi :

1.    Sub Bass

Jangkauan frekuensi 16 – 60 Hz

Lebih mudah dirasakan daripada didengar Power dalam suatu musik terkandung dalam range frekuensi ini. Musik yang tidak mempunyai atau kekurangan frekuensi sub bass akan terdengar tidak bertenaga.Sub bass dalam jumlah yang terlalu banyak menyebabkan musik menjadi keruh.

2.    Bass

Jangkauan frekuensi 60 – 250 Hz

Umumnya digunakan dalam pembentukan ritmis pada sebuah musik (rhythm  section).Membuat musik/instrumen terdengar lebih “fat” (gemuk, tebal).Frekuensi bass yang terlalu banyak bisa menyebabkan musik menjadi “boomy” (mendengung dan tenggelam).

3.    Mid Range

Jangkauan frekuensi 250 Hz – 2 kHz

Suara harmonik terendah pada sebagian besar instrumen.Terlalu banyak frekuensi 500 Hz – 1 kHz menyebabkan musik/instrumen  menjadi “honking” (tumpul).Terlalu banyak frekuensi 1 – 2 kHz menyebabkan musik/instrumen menjadi “tinny” (bersuara seperti logam).

4.    High Mid Range

Jangkauan frekuensi 2 – 4 kHz

Mengandung “attack” (hentakan) pada sebagian besar instrumen perkusi.Suara vokal lebih mudah dianalisa pada frekuensi ini.Terlalu banyak frekuensi ini menyebabkan telinga cepat lelah.

Jangkauan frekuensi 4 – 6 kHz

Mengandung clarity dan kejelasan.Menaikkan (boost) frekuensi ini akan membuat musik/instrumen terdengar  lebih maju (presence).Low sibilance terletak pada renge frekuensi ini.

5.    High

           Jangkauan frekuensi 6 – 20 kHz

Mengandung “brightness” (kecerahan) dan “crispness” (renyah).High sibilance terletak pada range frekuensi ini.Terlalu banyak frekuensi 8 – 16 kHz akan menyebabkan musik/instrumen  terdengar “brittle” (rapuh).Sama halnya dengan sub bass, frekuensi diatas 16 kHz lebih mudah dirasakan daripada didengar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problem RGB TV Cina Yang Sering Menjebak Teknisi

3000 Watts Power Amplifier Class D Mosfet IRFP260 / IRFP4227

High Power Class-D Amplifier D4K5